Blog berisi artikel tips-tips, konten mahasiswa dalam hal penelitian, wawasan pengetahuan, definisi, pengembangan,kebudayaan, dan artis

Tuesday, June 23, 2015

Asal Muasal Terciptanya Kamera

Asal Muasal Terciptanya KameraDewasa ini telah banyak anak muda yang menggeluti dunia digital, terutama dalam hala seni gambar, seni gambar yang dimaksudkan adalah photography, banyak mereka yang menggilai p.g singkatan untuk photography, karena akan hal hobby, tuntutan pekerjaan, mainstream, dll. Apakah mereka tahu asal muasal terciptanya kamera? siapa yang menciptakan kamera? kapan kamera diciptakan? mungkin hanya beberapa orang yang tahu atau mungkin tidak ada.
Seni gambar ini menuntut pengguna untuk membeli/menggunakan alat pengambil gambar yaitu kamera, selain berguna untuk mengambil gambar, kamera juga bisa berfungi merekam sesuatu.

Nah kali ini saya akan membagikan artikel tentang asal mula terciptanya kamera.
Dewasa ini telah banyak anak muda yang menggeluti dunia digital, terutama dalam hala seni gambar, seni gambar yang dimaksudkan adalah photography, banyak mereka yang menggilai p.g singkatan untuk photography, karena akan hal hobby, tuntutan pekerjaan, mainstream, dll. Apakah mereka tahu asal muasal terciptanya kamera? siapa yang menciptakan kamera? kapan kamera diciptakan? mungkin hanya beberapa orang yang tahu atau mungkin tidak ada.
Sumber gambar:  fairuzelsaid.wordpress.com
Cerita mengenai kamera sebenarnya mulai dengan keinginan besar manusia untuk merekam berbagai hal-adegan, pemandangan, dan manusia, dengan akurasi tertentu. Alat yang disebut "Camera obscura". Istilah yang secara harafiah berarti "kamar gelap", mengambil nama dari kamar atau ruang yang gelap, dihitamkan yang tempat salah satu sisinya diberi lubang kecil.
Cahaya masuk melalui lubang itu dan memproyeksikan bayangan terbalik kedinding yang diberi warna cerah, memantulkan cahaya. Ini merupakan cara umum dan masih tetap digunakan untuk mengamati gerhana matahari tanpa membahayakan mata, tetapi dikemudian hari cara ini dipakai oleh seniman yang membuat jiplakan bayangan untuk membuat lukisan yang tepat seperti subjeknya.

Mencermati cukup lama pada bayangan yang dihasilkan oleh "camera obscura", orang dapat dengan mudah membayangkan keinginan individual untuk melestarikan proyeksi tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Joseph-Nicephore Niepce, seorang pelukis amatir (orang yang melukis artistik).

Walaupun bukan seorang seniman, Niepce dikaruniai dengan pikiran untuk menciptakan. Pada tahun 1822, menggunakan semacam aspal yang disebut bitumen, dari yudea dicampur dengan minyak lavender, dia menjemur plat tersebut, tetapi sinar matahari dilewatkan ukiran transparan. Ditempat sinar matahari mengenai bitumen, bagian itu menjadi padat dan tetap. bagian yang lebih gelap, artinya tidak terkena banyak cahaya, dapat dengan mudah dihilangkan.

Niepce terus meneliti dan menyempurnakan prosesnya. kemudian, dia mengambil kamera obscura miliknya dan menggabungkan dengan proses ini. Dengan menempelkan plat pewter ( timah putih dan hitam ) yang mendapat perlakuan khusus pada kamera, dia merekam gambar dari halaman rumahnya seperti yang terlihat dari rumahnya pada tahun 1826. Diperlukan waktu 8 jam untuk menghasilkan gambar tersebut, tetapi ketika dia berhasil melakukannya, dia mempunyai poto pertama yang pernah ada. menyempurnakan prosedur ini, Niepce mampu merekam bayangan pada batu, gelas, seng, dan pewter lithographyc, dan menyebutnya "heliograph" atau "sundrawing" ( menggambar dengan sinar matahari ).

Orang lain yang juga ingin merekam gambar adalah Louis-Gacques-Mande Daguerre, seorang pelukis dengan adegan drama yang terkemuka dan amat berbakat yang menggunakan camera obscura secara ekstensif dalam perkerjaannya. segera setelah dia mendengar sukses Niepce dengan heliograph, Daguerre mencarinya, daguerre telah mencoba selama beberapa tahun tanpa pernah berhasil merekam gambar dan tahu dia memerlukan bantuan.

Telah diketahui, setidaknya pada tahun 1727 bahwa "garam perak" mampu bereaksi terhadap sinar matahari dengan menjadi lebih gelap. Johann Heinrich Schulze pada tahun tersebut mendemonstrasikan hal ini dengan merekam kata-kata dengan sinar matahari, tetapi tidak seorang pun yang berhasil mengawetkan rekaman tersebut.

Daguerre tidak mengenal lelah melakukan percobaan dengan bahan potensial ini tetapi tidak berhasil, artinya sampai Niepce setuju untuk bertemu dengannya. Niepce telah membawa heliograph sejauh yang dapat dilakukannya; mimpinya untuk memproduksi pengaruh itu dikertas tampaknya tidak tercapai karena gambar itu kurang pencahayaan dan terlalu kabur untuk dibuat sketsanya.

Membina kemitraan, mereka berdua melanjutkan kerja mereka sampai kematian Niepce pada tahun 1833. Melanjutkan sendiri, Daguerre menggunakan teknik mutakhir mitranya, yang memasukkan plat tembaga perak. Secara kebetulan, pada tahun 1835 Daguerre menemukan bahwa sebuah gambar yang ditayangkan pada plat Iodin perak menjadi dapat dilihat setelah terkena uap air raksa. Sayangnya, gambar tersebut hilang dengan cepat, ketika bidang yang tidak terkena cahaya berubah menjadi hitam setelah beberapa saat. Masih bukan seseorang yang mudah menyerah, 2 tahun kemudian Daguerre mampu menghilangkan Iodin perak yang tidak terkena cahaya dari plat dengan mencelupkannya kedalam larutan garam dapur, dengan demikian mengawetkan gambar secara permanen.

Betapa hebatnya gambar tersebut. Memang benar, belum pernah ada sebelumnya, suatu gambar direkam dengan rincian selangkap itu dan dengan tepat. Penciptanya memberi nama dengan menggunakan namanya sendiri: " Daguerreotype". Akan tetapi, ini baru permulaan : sewaktu Niepce dn Daguerre mengembangkan proses mereka, demikian juga banyak orang lain. Dua tokoh yang patut dicatat ada di Inggris : Thomas Wedgwood, putra dari ahli keramik hebat, dan William Hendry Foks Talbort.

Wedgwood berkerja secara ekstensif dengan perak mitart-mencelupkan potongan kertas dan kulit tetapi tidak pernah berhasil terlalu jauh dari merekam bayangan. Talbort dilain pihak, seorang ilmuwan yang setia dengan pendidikan, mencermati lewat kamera obscura miliknya dan amat menginginkan gambar permanen tanpa mengetahui mengenai usaha yang dilakukan oleh orang perancis atau wedgwood.

Kemudian, sebenarnya Talbort mengambil poto selangkah lebih dekat dengan mimpi Niepce dengan menciptakan kertas yang peka terhadap cahaya yang telah dicelup bergantian dalam perak nitart dan larutan garam, membuat perak klorida. Ketika terkena cahaya, perak klorida menciptakan gambar "negatif" yang kemudian dapat disinari lagi dan mencetak gambar "positif".

Apa yang dihasilkan dari proses Talbort adalah bahwa negatif yang sama dapat digunakan untuk mencetak banyak gambar positif, tidak seperti setiap Daguerreotype, yang unik dan tidak mungkin membuat duplikat. Kekurangannya adalah bahwa dibandingkan Dagurreotype, mutu gambar dari "gambar baik untuk dipoto" Talbort jelas lebih rendah karena negarif kertas menghasilkan gambar dengan mutu rendah karena rincian terpengaruh serat dalam kertas, sesuatu yang tidak ada pada negatif kaca.

Bagaimana pun juga, kedua proses ini yang kemudian berkembang menjadi potography modern. Daguerreotype juga bertahan selama beberapa tahun. berangsur-angsur, potography menyebar kepada setiap orang dan diterima untuk merekam gambar orang secara artistik.

Orang yang sedang berpergian juga senang mengambil poto. Mereka bukan hanya berpergian ke Amerika Serikat bagiann Barat, misalnya, tetapi mereka kembali ke pantai timur membawa poto-poto dari daerah yang baru dibuka, penduduk yang belum banyak dikenal, penghuni permukiman yang padat, dan banyak pemandangan dari daerah padan rumput, gunung, serta gurun, tempat-tempat yang belum pernah dilihat.

Tidak ada jalan yang lebih baik untuk menggambarkan dampak jurnalistik dari pada menyebutkan karya salah seorang pelopor yang paling besar: rekor poto Matthew Brady mengenai perang saudara Amerika Serikat. Gambar-gambar ini, sekarang demikian dikenal dalam buku-buku  sejarah, membawa pembantaian dari medan perang yang jauh lebih dekat kerumah dari pada sebelumnya, medan perang direkam dalam nada yang tidak romantis, tidak menarik.

Proses "Collodion" (melapisi permukaan untuk proses potography) merupakan kemajuan teknologi yang besar berikutnya yang menngurangi lagi waktu yanng diperlukan untuk mengambil poto. Mutunya dapata dibandingkan dengan Daguerreotype dan dapat dicetak menggunakan kertas Talbort, yang akhirnya digantikan dengan "algumen". Satu-satunya masalah bahwa plat poto dibuat dari kaca, yang harus dipersiapkan beberapa saat sebelum digunakan dan segera dicuci, sehingga namanya adalah potography "platbasah".

Revolusi gambar mengalami aynan penuh pada tahun 1870-an. Semua orang ingin poto dan proses mengambil poto semakin lama semakin muda baik untuk keperluan formal dan dokumentasi atau eksplorasi media artistik yang baru. Para pencipta mengarahkan pandangan mereka pada berbagai aspek potography, tetapi yang paling penting dimasa itu datang dalam bentuk membuat proses "platkering" ketika plat dapat dsiapkan jauh lebih dahulu dan dicuci cukup lama setelah digunakan. Jawabnnya datang dalam bentuk mencampurkan perak bromida dalam geladin dan hasilnya mencengangkan. Bukan hanya pelat ini lebih nyaman untuk digunakan, tetapi gelatin terbukti tidak kurang dari enam puluh kali lebih cepat daripada proses collodion. Seseorang tukang poto dapat berdiri, memegang kamera tanpa tripod, dan "mengklip" foto dalam waktu amat pendek.

Seorang pelopor dalam penggunaan proses plat kering adalah George Eastman. Pada tahun 1888, kamera paling populer adalah kodak, yang diproduksi oleh Eastman. Dia menciptakan frasa, "anda menekan tombol, kami mengerjakan proses selanjutnya," dan memang demikian yang dimaksudkannya. Semua pemilik kamera kodak hanya peerlu menekan tombol untuk merekam disemua negatif dan mengirimkan kamera tersebut ke pabrik, tempat para teknisi mencetak poto. Selanjutnya adalah sejarah ketika teknologi mengalami kemajuan sampai setiap orang dapat menggunakan kamera dan segera setiap orang mampu membeli kamera.

Sekian Artikel tentang Asal Muasal Terciptanya Kamera.
lebih dan kurang saya minta maaf. Semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Sumber Bacaan:

Philbin, Tom, (2005), The 100 Greatest Inventions Of All Time. New York
Facebook Twitter Google+

17 komentar

Nicepost, jadi agak tahu :)

Hmmm gitu toh om, nice artikel, ijin bookmark ya

tapi enak kamera lama lagi bro, nyetaknya harus pakai perasaan

wah seru juga yah baca - baca sejarah ini,.
apalagi tentang kamera hehe nice info gan

Wah terima kasih gan. sangat bermanfaat. saya baru tau asal muasal kamera diciptakan :)

Ok gan.
Terima kasih kunjungannya.

Sip.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih kunjungannya..

Hahahaaaha,, tau aja agan ni...
Sip semoga bermanfaat info nya.

:) terima kasih kunjungannya.

Ok gan, jangan lupa bantu share yah..
terima kasih kunjungannya.
Sehat selalu

oh gitu toh baru tau nih :D

mantab nih jadi tau sejarah kamera hhe

Semoga bermanfaat.
Terima kasih kunjungannya

Terima kasih kunjungannya.
Salam Blogger

Pg wajib tau ni gan, hehhe.
Terima kasih kunjungannya.
Salam Blogger

Diharapkan Komentar Menggunakan Kalimat Yang Sopan Dan Sesuai Topik Postingan.
Berikut Komentar Yang Tidak Akan Ditampilkan oleh Admin Atau Dianggap Komentar Spam.
1. Komentar Tidak Relevan atau OOT ( Out Of Topic )
2. Komentar Mengandung Unsur Pornografi.
3. Komentar Mengandung Unsur Sara.
4. Komentar Spam (berulang kali dengan kalimat dan format yang sama).
5. Mencantumkan Link Aktif atau Link Mati.(kecuali untuk hal yang urgen)
Terima Kasih
(Rules Update: Kamis, 25 Juni 2015)

#
Back To Top